Yayasan IPAS Indonesia Lakukan Whole Site Orientation di 12 Fasilitas Kesehatan untuk Mulai Proyek ARUNIKA di Jawa Tengah   

Proyek ARUNIKA (Perempuan Berdaya untuk Indonesia Bebas Kekerasan) telah diluncurkan pada November 2024. Proyek ini salah satu tujuannya adalah untuk memperkuat layanan kesehatan bagi korban Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) di tiga lokasi di Jawa Tengah: Surakarta, Sukoharjo dan Semarang.  

Untuk memulai proyek tersebut, tim ARUNIKA melakukan whole site orientation di 12 fasilitas kesehatan yang masuk dalam wilayah proyek. Kegiatan ini berlangsung dari 18 hingga 27 Februari 2025. Whole site orientations adalah sesi pengenalan dan rencana proyek khususnya bagi penyedia layanan kesehatan.  Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman proyek dan menjelaskan peran-peran dari personel fasilitas kesehatan hingga proyek ini berakhir pada 2027.   

Direktur RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa dr. Hasti Wulandari, M.KM berharap kegiatan ini bisa menguatkan lembaganya dalam memberikan layanan bagi korban KBGS.   

“Kami berharap melalui Program ARUNIKA dapat membantu menguatkan Tim KtPA (Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak) yang sudah ada di RSUD Gunawan Mangunkusumo dalam penanganan KtPA yang lebih komprehensif, dan kami berkomitmen untuk mendukung penuh program ini,” ungkap dr. Gunawan.   

Sementara itu, Staf Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Vina Dhian sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, whole site orientation ini memberikan gambaran terkait program ARUNIKA.   

“Kami akan terus mendukung dan siap mengawal rencana kegiatan berikutnya, termasuk pelatihan KtPA (Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak) dan kami akan berkoordinasi serta mendorong fasilitas kesehatan untuk dapat memberikan layanan KtPA yang berkualitas,” imbuhnya.   

Selain pengenalan program, para peserta kegiatan diajak untuk mengeksplorasi nilai dan keyakinan masing-masing individu untuk mengetahui pengaruh dalam diri mereka dalam memberikan layanan.   

Menyadari nilai ini penting karena masih banyak pemberi layanan yang terpengaruh dengan nilai dirinya seperti agama dan budaya dalam memberikan layanan kesehatan terhadap korban KBGS. Seharusnya, layanan diberikan berdasarkan kebutuhan dan keinginan korban sesuai dengan peraturan yang ada.   

Gulir ke Atas