Tingkatkan Ketahanan Kesehatan Reproduksi di Tengah Dampak Krisis Iklim, Yayasan IPAS Indonesia Bermitra dengan Tiga Kabupaten di Sulawesi Tengah

Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (IPAS) Indonesia bermitra dengan tiga kabupaten di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan reproduksi di tengah dampak krisis iklim melalui proyek CERAH (Perempuan Cakap dalam Menghadapi Krisis Iklim). Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh pemerintah Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.

Proyek ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan oleh Yayasan IPAS Indonesia bersama dengan Universitas Hasanuddin pada 2022-2023. Studi tersebut menunjukkan krisis iklim mempengaruhi kerentanan kesehatan reproduksi terutama di layanan kesehatan primer. Di antaranya adalah memperburuk kesehatan menstruasi, meningkatkan kehamilan tidak direncanakan dan turut meningkatkan angka kekerasan berbasis gender dan seksual.

“Jadi tujuan dari proyek ini adalah untuk memperkuat ketangguhan sistem kesehatan reproduksi akibat dampak krisis iklim yakni dengan cara memperkuat alur layanan kesehatan reproduksi dan kekerasan berbasis gender bagi perempuan dan remaja perempuan” ujar Direktur Eksekutif Yayasan IPAS Indonesia, Marcia Soumokil.

Ia menambahkan, kesehatan reproduksi dan krisis iklim merupakan isu yang berkelindan. Untuk itu, kolaborasi baik dari masyarakat, pemangku kepentingan baik pemerintah dan non-pemerintah serta organisasi masyarakat itu sangat penting. Kolaborasi adalah kunci dalam meningkatkan ketangguhan dalam kesehatan reproduksi.

“Kolaborasi ini untuk memastikan pengurangan dampak dan mitigasi bencana agar sistem kesehatan terutama di layanan primer memiliki daya tanggung baik di situasi bencana maupun bukan bencana,” paparnya.

Terkait dengan kolaborasi proyek CERAH, PJ Bupati Donggala, Moh. Rifani menyambut dengan positif. Pihaknya bersama dengan jajaran pemerintah Donggala akan mendukung  implementasi proyek ini. “Mari kita dukung bersama program CERAH, karena program ini sangat penting untuk Kabupaten Donggala,” ujar Moh. Rifani.

Dukungan yang sama juga disampaikan oleh Bupati Sigi Mohamad Irwan. Ia mengatakan proyek ini bisa menjadi contoh baik dalam menghadapi dampak krisis iklim dan meningkatkan ketahanan serta kesejahteraan masyarakat.

“Bersama dengan Yayasan IPAS Indonesia dan melibatkan mitra lokal, Yayasan KPKP-ST (Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah), kami berharap dapat memberdayakan perempuan-perempuan dan masyarakat Kabupaten Sigi dalam upaya menjaga dampak perubahan iklim. Semoga kerja sama ini dapat berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi fungsi pemerintahan di Kabupaten Sigi,” ujarnya.

Richard Arnaldo, PJ Bupati Parigi Moutong juga memberikan respon positif “Kami selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi berterima kasih kepada Yayasan IPAS Indonesia dalam hal proyek CERAH demi kepentingan masyarakat di Kabupaten Parimo”.

Proyek CERAH akan dilakukan di 59 desa di Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong dalam durasi tiga tahun. Proyek ini fokus dalam tiga hal:

  • Mengurangi kerentanan perempuan dan remaja perempuan dari krisis iklim.
  • Memperkuat ketangguhan dari sistem kesehatan dari para aktor lokal terkait akibat guncangan krisis iklim.
  • Meningkatkan lingkungan yang mendukung untuk aksi iklim yang transformatif gender.
Scroll to Top